Thursday, November 22, 2018

Menjelajah Bandung Selatan: Pangalengan

Bandung, apa sih yang pertama kali terlintas dipikiran ketika mendengar nama ini? Bandung, yang sering dijuluki Kota Kembang atau Kota Prianngan adalah salah satu primadona wisata di Jawa bagian barat. Bandung kerap dikenal sebagai Paris Van Java, mengapa demikian? Paris van Java atau 'Parisnya dari Bandung' adalah sebutan pada masa kolonial dahulu. Nama ini diberikan oleh Bangsa Belanda karena eloknya Negeri Bandoeng zaman dahulu sehingga dijuluki Parisnya ala Bandung. Ya, memang keindahan tiap sela dan sisi Kota Bandung ini tiada duanya.

*Potret Gedung Sate sebagai ikon Kota Bandung

Ada yang menarik dari salah satu sisi Kota Bandung. Bandung Selatan, dengan sekian banyak kisah historikal didalamnya yang kalau berkendara dengan motor sekitar 2,5 jam dan 2 jam kurang dengan mobil jika lewat ke Tol Soroja. Kali ini yang bakal aku ulas adalah Pangalengan, sebuah tempat yang sejuk nan asri. Hamparan kebun teh, danau yang 'ngemplak caina', juga sejarah-sejarah yang ada di dalamnya tumbuh bersama dan mengakar bersama tempat ini. Ada apa aja sih di Pangalengan ini? Yuk simak beberapa wisata di Pangalengan ini menurut yang pernah aku kunjungi mwehehehe.

1. Arung Jeram (Rafting)

Ada yang suka main air sekaligus suka tantangan? Sebaiknya cobain deh yang satu ini kalo lagi berkunjung ke Pangalengan! Pokoknya sayang banget kalo main kesini tapi ga cobain tantangan yang satu ini. 
Arung jeram ini dilakukan di sebuah sungai yang bernama Sungai Palayangan. Lokasi sungainya yaitu tepat disamping Danau Situ Cileunca. Waktu itu kami menggunakan jasa dari Arture Indonesia

Biaya yang dikenakan perorangnya yaitu Rp. 150.000. Oh ya, kayaknya jasa yang ditawarkan dari Arture Indonesia ini bener-bener aku rekomendasikan karena selain pelayanannya yang bagus, guide yang diandalkan pun sangat profesional dan terlatih juga kocak abis. Hehehe. Panjang sungai yang digunakan untuk Arung Jeram di Sungai Palayangan ini kira-kira berjarak 5 Kilometer dengan estimasi waktu 90 menit - 120 menit dan fasilitas standar yang didapatkan adalah pelampung, dayung, perahu karet. Setelah selesai mendaftar, kita akan diberi pengarahan atau briefing oleh para guide yang handal. Ini harus benar-benar dipahami secara seksama. Disini dilakukan pembagian tim. Satu tim terdiri dari 4 peserta dan 1 guide profesional. Setelah pengarahan selesai, kamipun mulai berjalan kaki ke area wisata Situ Cileunca tentunya sudah menggunakan pelampung dan helm. Disana kami sudah ditunggui oleh sesekakang guide yang katanya namanya Kang Dilan. Hahaha afa-ada aja. Satu persatu dari kami mulai menaiki perahu karet, berdasarkan tim yang sudah di bagi. Eh, kok ke Danau? Bukan ke sungai? Yap, ke danau! Karena untuk mencapai lokasi Sungai Palayangan itu cukup jauh jika melewati jalan aspal. Maka dari itu kami memotong jalan dengan cara menyeberangi Situ Cileunca. Mungkin 10 menit lamanya untuk sampai ke Sungai Palayangan, kamipun merayap naik ke atas jembatan dan kembali menuruni turunan yang curam. Sesampainya di hulu Sungai Palayangan, kami berdoa bersama untuk keselamatan kami dan berfoto ria.


Adventure pun kami mulai. Partnerku ngikut Kang Dilan untuk menuruni perahu karet ke sungai. Lalu, satu persatu anggota timku mulai menaiki perahu karet. Yeay, kita basah-basahan! 😂 BOOM, KANAN, KIRI dan aba-aba lainnya mulai diteriaki oleh Kang Dilan. Ini bener-bener mengasyikan pokoknya!



Kira-kira 1 jam lebih kami mengarungi Sungai Palayangan berikut nama-nama jeramnya, kami istirahat di sekitaran hutan rahong. Disana kami ngopi untuk menghangatkan tubuh.  Hari sudah lumayan meredup, kira-kira jam 5 kami sampai di Rahong. Kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk menghadapi tantangan lainnya, untuk sampai ke akhir wahana. 45 menit lamanya basah-basahan lagi, kami pun sampai di akhir tantangan. Sesampainya, kami dijemput oleh mobil penjemput yang akan mengantar kami ke basecamp Arture Indonesia. Itulah cerita dari Arung Jeram Situ Cileunca.


2. Sunrise Point Cukul

*Sunrise Point Cukul dan pemandangannya 

Sunrise Point Cukul, awalnya bukanlah tempat wisata umum. Tempat ini sebenarnya hanya kebun teh. Awalnya tempat ini menjadi spot para fotografer yang memburu pemandangan atau landscape photography. Namun kian hari, tempat ini menjadi ramai dikunjungi karena pemandangan yang disuguhkan menarik para pengunjung untuk datang kesini. Biasanya orang-orang yang berkunjung kesini datang sepagi mungkin untuk menyaksikan Sunrise ataupun kabut tipis yang menutupi Kota Pangalengan., namun tak jarang juga yang bermalam disini dengan menggunakan tenda.

Sunrise Point Cukul berlokasi di desa Sukaluyu, Cukul. Untuk mencapai ke tempat ini, dibutuhkan waktu selama 2 jam dari pusat Kota Bandung dengan menggunakan motor atau mobil. Tiket masuk ke tempat ini adalah sebesar Rp. 22000. Disini tersedia banyak warung, jadi jika anda lapar tidak perlu khawatir hehe. Fasilitas lainnya seperti lahan parkir dan toilet juga ada disini. Juga beberapa spot foto untuk 'selfie' atau 'wefie' disediakan. Untuk berfoto di spot-spot tersebut, tidk perlu membayar lagi. Sebaiknya jika anda berkunjung ke kota Bandung dan menyukai indahnya pemadangan (apalagi yang suka dengan foto-foto), berkunjunglah ke Sunrise Point Cukul ini. Namun untuk mendapatkan pemandangan yang fantastis, itu untung-untungan hehe. May lucky be with you guys 😙



*Sunrise Point Cukul

3. Gunung Artapela



*Samudera di atas awan Gunung Artapela

Adakah yang suka dengan petualangan seperti naik gunung? Jangan khawatir, Pangalengan punya gunung yang bisa didaki oleh agan dan sista kok. "Tapi, naik gunung kan capek?" Jangan khawatir lagi! Medan menuju puncak Sulibra, Gunung Artapela ini sangat bersahabat kok. Agan atau sista pendaki pemula atau baru mau jadi pendaki? Mendaki kesini aja! Cocok banget pokoknya, recommended deh. Mamaku juga pernah aku ajak ke Gunung ini. Yaa berhubung aku pendaki, Mamaku jadi ikut-ikutan deh. Akhirnya penasaran katanya pengen tau rasanya naik gunung itu gimana. Apa coba rasanya? Ya capek lah, tapi puas hehe. Lelahnya perjalanan kita akan terobati ketika kita melihat keindahan pemandangannya lho!

Puncak Sulibra, Gunung Artapela ini memiliki ketinggian 2194 m DPL. Sebenarnya untuk menuju ke Puncak gunung ini ada 2 jalur berbeda, satunya dari Pangalengan dan satunya dari Kertasari atau Ciparay. Nah, yang akan dibahas adalah ya jalur Pangalengan ini. Tiket masuknya yaitu Rp. 10.000. Untuk menuju kesini, bisa diakses dengan motor ataupun mobil. Namun tidak ada angkutan umum untuk menuju kesini, kecuali numpang sama truk atau mobil petani hhahaha...
Basecamp pendakian ini berada di kompleks Wayang Windu Geothermal. Info lokasi dapat dilihat dan mengikuti Google Maps dengan mendireksikan ke Parkiran Wisata Puncak Sulibra, atau agan sista tinggal klik disini.

Untuk mencapai puncak, dibutuhkan waktu 2 jam saja! Trek yang disuguhi pun tidak begitu menanjak. Pokoknya benar-benar bersahabat. Tapi ya tetep nanjak sih, namanya juga naik gunung hehe. Selama perjalanan, kita akan menemui kebun-kebun milik petani. Tanaman yang ditanam pun beragam, seperti wortel, kol, sosin (apa bahasa Indonesianya?), dan lain sebagainya. Dan dipuncak juga terdapat air, namun harus berjalan sekitar 10-15 menit dulu untuk sampe ke mata airnya. Dengan estimasi waktu pendakian selama itu, telah dilakukan oleh pendaki pemula seperti Mamaku hehe. Nah, untuk kalian yang pengen naik gunung tapi ngga mau capek, main kesini aja hihihi. Di puncak ini bisa dibangun sekitar kurang lebih 100 buah tenda. Luas deh Kalo agan dan sista ngga mau berkemah, agsist bisa tektok kok. Maksudanya,PP satu hari pendakian tanpa berkemah. Jika agan dan sista beruntung akan mendapat sunrise yang cantik dan samudera diatas awan lho!


*Sunrise Puncak Sulibra, Gunung Artapela

Jika berkunjung kesini, jangan lupa tetap jaga kebersihan dan hormati alam sekitar yaa. Tetap ramah ke pendaki lain, dan tetap ramah kepada petani-petani selama di perjalanan yaa!

*Pemandangan Kota Bandung Timur dari Puncak Sulibra, Gunung Artapela

4. Bosscha-thing dan Kebun Teh Malabar


*Rumah Bosscha, pembuat Teropong Bintang di Lembang

Karel Albert Rudolf Bosscha (lahir di Den Haag, Belanda, 15 Mei 1865 – meninggal di Malabar Bandung, Hindia Belanda, 26 November 1928 pada umur 63 tahun) adalah seorang Belanda yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi Hindia Belanda pada masa itu dan juga merupakan seorang pemerhati ilmu pendidikan khususnya astronomi.

Pada bulan Agustus 1896, Bosscha mendirikan Perkebunan Teh Malabar. Dan pada tahun-tahun berikutnya, ia menjadi juragan seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan. Selama 32 tahun masa jabatannya di perkebunan teh ini, ia telah mendirikan dua pabrik teh, yaitu Pabrik Teh Malabar yang saat ini dikenal dengan nama Gedung Olahraga Gelora Dinamika dan juga Pabrik Teh Tanara yang saat ini dikenal dengan nama Pabrik Teh Malabar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Karel_Albert_Rudolf_Bosscha)
Bosscha adalah pembuat Bosscha Observatorium di Lembang, sebelah  utara kabupaten Bandung. Observator ini sendiri adalah sebuah teropong bintang raksasa. Rumah dan Makam Bosscha terletak di daerah 'Pintu', yaitu sebelah timur pusat kota Pangalengan.

Di Pangalengan, terdapat rumah peninggalan Bosscha dan tak jauh dari sana adalah tempat peristirahatan terakhirnya. Konon rumah ini sedikit seram, bahkan jika kita mendengar beberapa cerita tentang rumah ini, sedikitnya bulu kuduk kita ikut merinding. Hiiiiii... Tapi jangan salah, rumah Bosscha ini boleh dikunjungi. Untuk sekedar berfoto-foto diluar, kita hanya membayar seikhlashnya kepada penjaga. Disini juga disediakan 'Tour de Bosscha huis'. Dan disini juga terdapat beberapa villa atau penginapan. Katanya sih lumayan mahal  xixixi.

*Villa-villa yang disewakan
Tak jauh dari lokasi ini, kita bisa mengunjungi tempat peristirahatan terakhirnya. Lokasinya sekitar 1 kilometer dari rumah Bosscha.

*Makam Karel Albert Rudolf Bosscha

Bisa dibilang, kedua tempat diatas cukup seram menurut saya sebagai seorang manusia yang penakut hahaha... Tapi setelah eksplor 2 tempat diatas, maukah memanjakan mata dengan melihat perkebunan teh yang indah? Ya itu tadi, hamparan kebun teh di Pangalengan ini dulunya dijuragani oleh Pak Bosscha. Hehe...
Kalau datang kesini, jangan lupa untuk bawa perangkat yang bisa buat foto-foto ya hehe. Sekali lagi, tetep jaga kebersihan yaa...

*Perkebunan teh Malabar
5. Pemandian Air Panas Cibolang

Setelah berjalan-jalan dan eksplor sana-sini, rasanya capek dan pegel-pegel juga ya. Sepertinya butuh relaksasi nih. Hmmm... Gimana kalau berendam di air panas yang panasnya dimasak sama bumi? Mau kan mau kan? Nah agsist pasti mau banget, apalagi habis capek kesana-kemari hehe. Kemon lesh gohh kita ke Pemandian Air Panas Cibolang.

Lokasi pemandian air panas ini adalah ke arah timur kalau dari pusat kota Pangalengan, mungkin sekitar 30 menit. Namun hati-hati, jalanan kesini biasanya becek dan ada kubangan air yang cukup dalam. Jalannya jelek dan berbatu, maka agsist harus berhati-hati ya!

Tiket masuk untuk kesini yaitu perorangnya Rp. 20.000, motor Rp. 5.000 dan mobil Rp. 10.000. Belum nanti parkir sekitar 2000 rupiah. Fasilitasnya cukup baik. Disini juga terdapat bungalow lho. Mau lebih privasi? Ada kolam kamar. Namun harus membayar lagi sekitar Rp. 10.000/orang. Mau VIP? Ada! Perorang dikenakan biaya Rp. 32.000 dan itu sudah termasuk tiket masuk perorangan. 
Tunggu apalagi? Ayo segera manjakan tubuh agsist yang udah kecapekan mondar mandir sana sini hehehe...

6. Citere Resort Hotel

Setelah eksplor kesana kemari, berfoto ria dan berendem-rendem manja, terus tidurnya dimana? Aku mau kasih tahu sama agsist yang lagi bingung mau tidur dimana dengan harga terjangkau namun fasilitas cukup memuaskan. Tidur di Citere Hotel aja! Citere Hotel berada di sebelah timur pusat kota pangalengan, yang mana hotel ini searah ke arah Pemandian Air Panas Cibolang dan Rumah + Makam Bosscha. Harga permalamnya yaitu Rp. 350.000 dengan fasilitas air panas. Ruangannya nyaman dengan harga seminimalis itu. Citere Hotel juga memiliki kolam renang dan taman-taman. Ada gazebo juga untuk berkumpul-kumpul. Parkirannya cukup luas yang bisa menampung sampai 10 mobil. Kamar yang tersedia cukup banyak, selengkapnya cek di Hotel Citere Resort (Klik aja hehe).

Nah, sekarang... Selamat tidur yaaaaa para Agan Sistah yang kecehhh.

Kalau habis berkunjung dari Pangalengan, jangan lupa membeli susu KPBS Pangalengan dan permen susu yang manis-manis yaa. Juga kudu beli Pia Kawitan! Itu beneran enak banget dan wajib jadi oleh-oleh kalo berkunjung kesini.

Itulah beberapa ulasan tentang beberapa tempat yang pernah aku kunjungi. Semoga artikel ini bisa menjadi referensi agsist untuk main kemana-mananya kalau lagi main ke Pangalengan. See you on next post :) 

No comments:

Post a Comment